Wednesday, June 10, 2015

Agar Kamu Tidak Bersedih (^_^)



Assalamualaikum sahabat-sahabat semua... (^_^)

Semoga sentiasa dalam rahmat Ilahi...

Kesenangan dan kesusahan yang datang adalah daripada Allah S.W.T...
Apayang biasanya terjadi ketika seseorang mendapat dugaan atau kehilangan sesuatu?...Bukankah dia akan merasa sedih?...Cuba kita bayangkan seseorang yang sedang meratap sedih di depan sebuah rumah...Kemudian kita bertanya kepadanya... 

"Apa yang telah membuat anda sedih?" Terus dia menjawab, "saya baru sahaja kehilangan isteri saya, dia telah meninggal dunia."

Demikianlah kesan dari kehilangan pada jiwa seseorang...ianya menimbulkan rasa kesedihan,bahkan rasa berputus asa...Begitu juga contoh-contoh yang lain apabila ada sahabat-sahabat atau orang yang kita kenali menhadapi kehilangan sesuatu atau seseorang...


Ini adalah salah satu kisah Bani Israil yang disampaikan oleh seorang yang masuk Islam di kalangan mereka... Kisah ini tentang seorang ulama Bani Israil yang isterinya meninggal dunia... Dia memutuskan menyendiri kerena kesedihannya yang sangat mendalam... Lalu ada seorang wanita yang nekad menemuinya... Wanita ini membuat perumpamaan yang menggambarkan keadaannya tanpa dia sedari... Maka ulama ini bisa mengambil manfaat dari perumpamaan yang dibuat wanita tersebut... Dia membuang kesedihannya dan kembali bergaul dengan orang-orang...


Malik di dalam Muwattha' meriwayatkan dari Yahya bin Said dan Al-Qasim bin Muhammad bahwa dia berkata, "Istriku wafat, maka Muhammad bin Kaab Al-qurazhi mendatangi untuk bertakziyah...Muhammad berkata, "Di kalangan Bani Israil terdapat seorang faqih, alim, ahli ibadah dan ahli berijtihad... Dia beristri...Dia mengagumi dan mencintai isterinya...Ketika istrinya wafat, dia sangat bersedih dan sangat menyesalinya, hingga dia menyendiri di rumah, menutup diri, dan menghindari orang-orang...Tidak ada seorang pun yang menemuinya...

Ada seorang wanita yang mendengarnya. Dia mendatanginya dan berkata, 'Aku ada perlu dengannya. Aku ingin meminta fatwa, tidak bisa diwakilkan...' Orang-orang pergi dan wanita ini menunggu di pintu... Wanita ini berkata, 'Aku harus bertemu dengannya.'

Seseorang menyampaikan kepada lelaki alim itu, 'Ada seorang wanita di pintu yang ingin meminta fatwamu... Wanita itu berkata bahwa ia hanya ingin berbicara denganmu...' Orang-orang telah bersurai sementara dia tetap di pintu... Si Alim itu pun berkata, 'Suruh dia masuk.' Wanita itu masuk dan berkata, 'Aku datang untuk meminta fatwamu dalam suatu perkara.' Si Alim itu bertanya, 'Apa itu?'

Wanita ini berkata, 'Aku meminjam perhiasan dari tetanggaku...Aku memakainya dan meminjamkannya beberapa waktu, kemudian mereka memintaku untuk mengembalikannya...Apakah aku harus mengembalikankannya?' Laki-laki itu menjawab, 'Ya, demi Allah.' Wanita itu berkata, 'Perhiasan itu telah berada padaku selama beberapa waktu.'

Laki-laki itu menjawab, 'Hal itu lebih wajib atasmu untuk mengembalikankannya pada mereka ketika mereka meminjamkannya beberapa waktu.' Wanita itu berkata, 'Semoga Allah merahmatimu...
Apakah kamu menyesali apa yang yang Allah pinjamkan kepadamu kemudian Dia mengambilnya darimu sementara Dia lebih berhak daripada dirimu?' Laki-laki alim ini tersadar dari kekeliruannya dan ucapan wanita ini sangat berguna baginya."

Hadis ini diriwayatkan oleh Malik dalam Muwattha'-nya, Jami'ul Ushul, Bab berharap pahala dari musibah, hlm. 163 no. 43.Syaikh Syuaib Al-Arnauth mengomentari hadis ini dalam Jami'ul Ushul ( 6/339), "Sanad kepada Muhammad bin Kaab Al-Qurazhi adalah shahih."

Penjelasan
Muhammad bin Kaab Al-Qurazhi mengunjungi Al-Qasim bin Muhammad untuk menghiburnya setelah isterinya wafat...Maka Muhammad menceritakan kisah seorang laki-laki ahli ibadah dan agama dari Bani Israil yang ditinggalkan wafat oleh isterinya, isteri yang sangat dikagumi dan dicintainya...Laki-laki itu sangat bersedih... Kerana sedihnya, dia pun menyendiri, memencilkan diri dari orang-orang, dan tidak mau ditemui oleh siapa pun...

Datanglah seorang wanita yang hendak menemuinya untuk meminta fatwanya... Wanita ini menunggu di pintunya... Dia menolak mengatakan masalahnya...Ketika dia bertemu, dia bertanya tentang suatu kaum yang meminjaminya perhiasan yang banyak dan baik... Dia memakainya dan meminjamkannya... Kemudian pemiliknya memintanya, maka apakah dia wajib mengembalikannya?...

Lelaki ini terkejut dengan pertanyaan yang jawabannya sangat mudah... Dia menjawab, "Harus dikembalikan."
Padahal wanita ini hanyalah membuat perumpamaan perhiasan yang dipinjam, dengan isterinya...Isteri berada di sisinya sebagai pinjaman dan semua yang ada di dunia hanyalah titipan dan pinjaman; harta, keluarga, dan anak-anak...Allah pasti mengambil kembali titipan-Nya. Manakala wanita ini mengarahkan pandangan laki-laki itu kepada persamaan antara keadaannya dengan keadaan perhiasaan pinjaman, maka dia tersadar dan bermuhasabah tentang kekeliruannya...

Begitu lah kisah yang pernah berlaku...Kisah ini sering diceritakan oleh sahabat saya semasa saya belajar di UITM dahulu...Setiap kali kami menghadapi situasi begini, inilah antara kisah yang sering kami ingati untuk saling mengingati...

Setiap sesuatu yang kita miliki di dunia ini adalah sementara dan pinjaman daripada Allah S.W.T...tidak salah untuk bersedih seketika sedangkan Rasulullah S.A.W juga pernah berasa sedih atas pemergian datuk,pakcik serta isteri Baginda...Namun, kita perlu redha serta sedar bahawa itu semua adalah pinjaman Ilahi...kita hanya memiliki sementara untuk pinjaman di dunia ini...

Semoga kita sentiasa bersyukur serta tabah menghadapi detik-detik kehidupan...

#Rindupadasahabat,
Terima kasih sahabat, ukhuwwah fillah...(^_^)
Image result for kehilangan istri pinjaman allah



No comments:

Post a Comment